Kamis, 28 Mei 2009

Rumah Sudut
















RUMAH SUDUT/HOEK

Memaksimalkan Ruangan Pada lahan Tanah Hoek/Sudut

Rumah yang direncanakan di dalam komplek Perumahan dengan ukuran lahan 15 x 16 dengan bentuk tanah sudut / hoek. Lahan Tanah berbentuk hoek ini merupakan Tantangan dalam mendesain bangunan, karena bentuk lahan Sudut pada bagian sisi kiri lahan dan sisi depan dibatasi oleh GSB yaitu Garis Sempadan Bangunan, batas dimana bangunan boleh didirikan pada batas yang telah ditetapkan oleh Peraturan Perijinan Pembangunan. Akibat dari Batas yang telah ditetapkan tersebut maka luas bangunan akan mengecil,tetapi dilain pihak kami juga merasa senang, karena Bangunan ini akan dikelilingi oleh area hijau disisi depan dan disisi samping oleh berbagai macam Tanaman yang nantinya akan menjadikan rumah ini lebih Sejuk dan nyaman dihuni.

Pemilk Tanah iniakan dihuni oleh Sepasang Orang Tua yang masih bekerja pada peruhaan Swasta,dan mereka mengharapkan Desain rumahnya dibuat maximal dengan adanya batasan batasan tersebut. Konsep yang merekan inginkan adalah :
Lantai Semi Basement untuk Area Parkir dan Service
Lantai 1 untuk Area Utama dan Keluarga
Lantai 2 untuk area Tidur anah dan keluarga.
Menginginkan bangunan Split Level, usulan dari anaknya
Bentuk Bangunan Simple dan Mudah Perawatan.
Keberanian dari Pemilik rumah ini adalah tidak menginginkan adanya R.Tamu sebagaimana orang membangun rumahnya, karena memang pemilik adalah orang yang sibuk dan jarang sekali didatangi oleh Tamu kecuali keluarganya.
Dapur dan Ruang Makan diletakkan naik dari lantai 1.

Mulai Membuat Konsep
Langkah Awal dalam adalah menyusun konsep dasar yang dinginkan oleh pemilik rumah dengan jumlah orang yang akan menghuninya dan bagaimana meletakkan ruang ruang sehingga akan terbentuk fungsi ruang tersebut dan membentuk bidang bangunan tersebut.
Kendala yang kami hadapi adalah Bangunan ini menggunakan Split Level guna mengakali ketinggian pintu garasi seminimal mungkin agar mobil bisa masuk tanpa terbentur oleh dak atasnya.
Kerugian dari Split Level ini adalah akan banyaknya tangga yang dibuat, mulai dari area Teras menuju lantai 1 lalu menuju R. Makan, kemudian berlanjut menuju Lantai 2. Pemilik menyadari akan hal tersebut dan menerima kondisinya, akan tetapi ini adalah tantangan bagi kami tim desain untuk membuat batasan tersebut lebih nyaman dan aman dalam melangkah kaki di tangga tersebut dan menempatkan dengan tepat perletakkannya. Rumah ini mulai Didesain pada pertengahan bulan April 2009 dan Selesai pada pertengahan bulai Mei 2009 dengan 3x pertemuan.

Senin, 11 Mei 2009

Alternatif Lavatory/Wastafel



















Inspirasi kali ini menyuguhkan Ide dalam pembuatan Lavatory yang sering dipasang pada setiap rumah tinggal, Perkantoran, Cafe, dll. Kegunaan Lavatory biasanya untuk mencuci tangan sebelum atau sesudah makan. Kita sering menemukan bentuk Lavatory bermacam macam, dari bentuk bulat, oval, ataupun persegi, dan bahannya pun bermacam macam mulai dari keramik bahkan kaca. Ide kali ini kami terapkan dengan membuat sendiri dari bahan mamer seperti pada gambar diatas, sedangkan perangkatnya bisa menggunakan Lavatory Faucet dari Toto atau merk lain. Tampilan Lavatory ini berkesan mewah. Bagaimana menurut anda ?

Jumat, 01 Mei 2009

Rumah Aman Untuk si Kecil




Seperti orangtua lainnya, melihat anak aktif bergerak, ceria, dan belajar hal-hal baru, pasti membuat hati senang. Bayi yang baru belajar merangkak dan berjalan akan berusaha menggapai benda-benda, menggelinding, merangkak, memanjat, apa pun benda yang ada di sekelilingnya. Di awal-awal usianya, anak akan mencoba belajar berkenalan dan mengeksplorasi benda-benda. Namun, di usianya yang masih muda dan gerakan yang belum cekatan, anak-anak belum memiliki koordinasi otak untuk bereaksi terhadap bahaya.
Amat besar potensi anak kecil untuk terjatuh atau terjungkir akibat benda-benda di sekitarnya yang bisa saja merupakan benda tajam dan benda-benda berbahaya lainnya. Makin bertambah besar, makin besar pula tanggung jawab Anda untuk menjaga Si Kecil. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa Anda lakukan untuk membantu Si Kecil jauh dari risiko terluka;

Lupakan baby walkers
Usahakan untuk meminimalkan penggunaan baby walker untuk balita yang sedang belajar berjalan. Menurut data yang didapat dari American Academy of Pediatrics (AAP), setidaknya terdapat 14.000 kecelakaan yang terjadi pada anak-anak balita akibat penggunaan baby walker. Penyebabnya antara lain karena bayi jadi sangat rentan terguling karena tidak bisa mengontrol diri ketika mendorong dirinya ke sana-sini. Bayi bisa terguling jatuh mengenai benda-benda berbahaya, seperti menyenggol kompor panas, terguling ke dalam kolam, pemanas, atau pun meja dengan benda berat yang bisa terjatuh dan mengenai bayi, atau lebih ekstremnya lagi terguling jatuh dari tangga. Meski, memang tak jarang juga bisa memberi semacam penghalang bagi si bayi ketika ia menuju keluar gerbang dan ia tertahan dan lainnya. Ketimbang merisikokan bayi cedera akibat baby walker, coba ganti dengan activity saucer, semacam alat seperti baby walker namun tidak beroda. Bayi bisa melompat-lompat seperti di baby walker, tapi alat ini tak akan membawanya berjalan, tapi membantunya melatih kaki dengan melompat.

Jendela
Mungkin Anda masih teringat berita bayi terjatuh dari jendela kamar apartemen di lantai atas beberapa waktu lalu. Ini merupakan pelajaran untuk tidak menganggap enteng bahaya jendela. Jangan terlalu mempercayakan kasa jendela untuk mencegah bayi jatuh dari jendela.
Gunakan pengunci jendela yang jauh dari jangkauan anak-anak. Atau untuk lebih amannya, gunakan jeruji agar anak tidak bisa keluar dan melompat dari jendela. Anak-anak bisa lolos dari sela-sela sekecil 12 cm, maka pastikan teralis atau jeruji pengaman di jendela tidak lebih besar dari jarak tersebut. Pastikan teralis semacam ini aman untuk anak, namun juga bisa dibuka orang dewasa untuk mengantisipasi dari kebakaran.
Jauhkan jendela dari kursi, tempat tidur bayi, tempat tidur, dan furnitur lainnya untuk mencegah Si Kecil memanjat ke ambang jendela.

Tangga
Jangan tinggalkan anak-anak tanpa pengawasan di sekitar tangga, meski tangga tersebut diberi pagar pengaman anak-anak. Anak kecil bisa memanjat pagar pengaman anak-anak, dan terjatuh dari ketinggian yang lebih tinggi lagi. Bila kamar Si Kecil dekat dengan pagar, sekalian pasang pagar di pintu kamarnya agar ia tak mendekati tangga.
Amankan tangga rumah dari benda-benda yang bisa membuat tersandung, seperti mainan, karpet yang tak terpasang pas, sepatu, ornamen pajangan, atau apa pun yang bisa membahayakan.
Pasang pengaman di sepanjang railing (tonggak-tonggak untuk pegangan di pinggir tangga) jika anak Anda bisa lolos dari situ.
Jika Anda memutuskan untuk memasang pagar pengaman anak, usahakan jangan yang berbentuk akordion, karena berpotensi mencekik leher anak.
Memasuki usia 10-12 bulan, ajarkan Si Kecil untuk menuruni tangga dengan mundur perlahan. Dengan mundur perlahan, Si Kecil akan memastikan kakinya menjejak anak tangga satu per satu, sambil badannya menempel di anak tangga yang lebih tinggi. Namun, tentunya, Anda jangan pernah lengah ketika Si Kecil berada dekat tangga rumah.

Sekitar rumah
Pastikan karpet rumah terpasang sempurna, tak ada yang longgar untuk mencegah Si Kecil tersandung, atau mengangkat karpet dan memasukkan benda-benda berbahaya ke bawahnya.
Ketika menaruh anak di dalam kursi bayi untuk ditempatkan di dalam mobil, jangan sekali-kali menaruhnya di atas meja, karena gerakan anak bisa membuatnya tak seimbang, dan ia bisa terguling.
Pastikan barang-barang yang bisa dijadikan pegangan oleh anak, seperti meja, kabinet, rak televisi, rak buku, bufet, dan lainnya cukup stabil, sehingga ia tak akan tertimpa atau kejatuhan barang dari atasnya. Pastikan pula tak ada taplak yang menjuntai dan bisa ditarik Si Kecil.
Di toko-toko anak-anak atau hardware sudah tersedia pengaman pojokan berbentuk L untuk mencegah Si Kecil terantuk pojokan meja atau benda lain yang tajam.
Bersihkan segera air yang tumpah ke lantai sebelum Si Kecil atau siapa pun di rumah terpeleset.
Gunakan tempelan antilicin di lantai kamar mandi atau bak berendam.

Tempat tidur
Jangan pernah tinggalkan bayi tanpa pengawasan di tempat tidur atau tempat salin baju bayi. Jika telepon berbunyi ketika Anda sedang mengganti popok bayi di meja salinnya, angkat serta si bayi. Jika memang harus ditinggalkan, taruh bayi di lantai yang bersih dan aman, atau di tempat tidurnya.
Selalu pasang pagar pengaman yang ada di tempat tidur bayi.
Jika anak Anda di bawah usia 6 tahun, jangan berikan ia tempat tidur yang ada tangganya (tempat tidur susun).
Jangan pernah lalai untuk mencek ulang tali pengaman pada stroller, kursi tinggi, ataupun tempat bayi yang bisa dibawa-bawa. Termasuk tempat duduk untuk bayi di swalayan.
Biasanya, di tempat tidur bayi, orangtua memasang bumper, atau pengaman agar Si Kecil tidak terantuk pagar tempat tidurnya. Ketika Si Kecil sudah mulai besar dan bisa belajar berdiri, jangan lupa untuk mencopot pengaman tersebut untuk mencegah ia menggunakannya untuk melompat.
Berapa pun usia anak Anda, rumah seharusnya menjadi tempat paling nyaman untuk ia bermain dan belajar. Menyentuh, menggenggam, memanjat, dan mengeksplor adalah aktivitas yang membantu Si Kecil belajar dan berkembang. Jadi, biarkan ia belajar, dan Anda pun jangan lengah untuk menjaga keselamatannya.


sumber : Kompas.com